Pengorbanan diartikan secara
bahasa adalah sebuah proses seseorang mengabdikan diri kepada sesuatu. Islam
mengajarkan kepada umatnya untuk senantiasa menegakkan perkara baik dan
meninggalkan sesuatu yang buruk. Di antara perkara-perkara baik itu adalah
memberikan pengorbanan kepada orang lain untuk sesuatu yang baik dan benar
menurut Islam.
sebagaimana firman Allah SWT :
(وَتَعَاوَنُوا
عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى) (المائدة: 2)
Artinya : “Tolong-menolonglah kalian dalam
mengerjakan kebaikan dan ketakwaan.“
Berangkat dari Ayat tersebut, umat Islam
diperintahkan untuk senantiasa menegakkan sikap gotong-royong di dalam setiap
perkara yang baik serta kepada sesuatu yang bisa mendekatkan diri kepada Allah
SWT.
Sebuah
pengorbanan tidak diartikan sebagai sesuatu hanya berupa materiil saja,
melainkan dimaknai sebagai sesuatu yang sangat luar biasa dan mencakup di
dalamnya berupa materiil, moril, hal-hal bersifat dedikatif bahkan berkorban
untuk orang lain meskipun hatinya merasa tersakiti. Seorang muslim sejati mengartikan
bahwa sikap berkorban untuk orang lain kepada sesuatu yang baik adalah sebuah
ladang amal kebaikan yang akan bisa dirasakan hasilnya ketika hari akhir tiba.
berkaitan erat dengan momentum hari raya Idul Adha dan sejarah
mencatat bahwa terdapat sebuah pengorbanan besar pada peristiwa tersebut, yang
mana kita diajarkan untuk belajar mengikhlaskan dan mengorbankan sesuatu yang
diperintahkan oleh Allah SWT meskipun itu berat untuk dilakukan. contohnya yaitu
ketika Allah SWT memerintahkan kepada Nabi Ibrahim AS untuk memenggal leher
anaknya, Nabi Ismail AS. Secara tabiat, tidak pernah ada seorang Ayah ingin
menyakiti anaknya sendiri, apalagi sampai membunuhnya.
Peristiwa
Nabi Ibrahim AS yang diperintahkan oleh Allah SWT untuk memenggal leher anaknya
adalah sebuah pelajaran penting dan berharga untuk kita pahami bahwa segala
sesuatu yang terjadi sudah menjadi ketetapan Allah SWT dan kita harus selalu
berusaha mengikhlaskan serta merelakan sesuatu yang kita cintai, yang kita
senangi dan yang kita miliki semata-mata untuk Allah SWT.
Akan
tetapi, ketika Nabi Ibrahim ingin memenggal leher Nabi Ismail, Allah SWT
menggantikan leher Nabi Ismail dengan leher seekor domba. Yang mana, hal
tersebut tidak pernah terpikirkan bahwa akan terjadi seperti itu. Namun,
percayalah! Bahwa ketetapan Allah itu ada dan selalu bersikap adil terhadap
umatnya. Allah yang pasti lebih tahu daripada umatnya, maka lakukan yang
terbaik di dalam hidupmu dan jangan lupa untuk senantiasa melatunkan kalimat
syukur kepada Allah SWT.
Peristiwa di atas adalah sebuah pengorbanan
seorang ayah yang merelakan anaknya untuk Allah SWT. pengorbanan itu beragam
dan sangat banyak sekali bahkan ketika menjadi seorang pelajar pun kita
tertuntut untuk selalu belajar mengorbankan sesuatu untuk masa depan yang lebih
cerah.
Seorang
pelajar yang merantau jauh dari kampung halaman dan meninggalkan keluarga
tercinta itu juga merupakan hasil pengorbanan yang dilakukan semata-mata untuk
hari yang lebih baik sehingga ia bisa memberikan manfaat untuk masyarakat
nanti. Penuntut ilmu sangat berkaitan dengan kedisiplinan dalam mengatur waktu,
seakan-akan ia dikejar oleh waktu yang ia miliki. Sebagaimana Hadits Nabi SAW
yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas, Nabi SAW bersabda:
(نعمتان
مغبون فيهما كثير من الناس: الصحة والفراغ) (2)
Artinya : “dua kenikmatan yang sering
terlupakan oleh kebanyakan manusia adalah nikmat sehat dan waktu luang”
Jika penuntut ilmu tidak disiplin dalam mengatur
waktunya untuk melakukan kewajiban-kewajiban sebagai seorang pelajar, maka
suatu ketika ia akan menyesali sesuatu yang sudah ditinggalkan,
kewajiban-kewajiban yang terlupakan dan kemudian bertanya kepada diri sendiri ;
“kenapa tidak sejak dahulu saja, ketika menjadi pelajar. Saya memaksimalkan
waktu untuk belajar”?
Sebuah
pernyataan penyesalan seorang pelajar yang tidak memanfaatkan waktunya ketika
masih menjadi seorang pelajar. Bersikap disiplin dalam mengatur waktu sangat
diprioritaskan, terutama bagi seorang pelajar. bersikap dewasa dalam
mengutamakan sesuatu yang lebih penting daripada sesuatu yang hanya bersifat
penting, bersikap idealis dalam menentukkan arah tujuan, bersikap realis dalam
melakukan suatu kebutuhan. Semua ini juga merupakan hasil sebuah pengorbanan
yang dilakukan oleh seorang pelajar.
Setiap
tingkatan seseorang memiliki nilai pengorbanan yang berbeda satu dengan yang
lain. misalnya saja; seorang suami atau istri (bagi yang sudah), Seorang kepala
rumah tangga memiliki kewajiban untuk memenuhi kebutuhan keluarganya, mencari
nafkah untuk istri dan anak-anaknya bahkan sampai rela tidak tidur sehari
semalam, bersabar mendidik anaknya yang terkadang sulit untuk dinasihati dan
juga harus menjaga kestabilan kondisi rumah tangganya. Sebagaimana firman Allah
SWT :
وَآتُوا
النِّسَاءَ صَدُقَاتِهِنَّ نِحْلَةً فَإِنْ طِبْنَ لَكُمْ عَنْ شَيْءٍ مِنْهُ
نَفْسًا فَكُلُوهُ هَنِيئًا مَرِيئًا (النساء: 4)
Artinya : “Dan berikanlah maskawain (mahar)
kepada perempuan (yang kamu nikahi) sebagai pemberian yang penuh kerelaan.
Kemudian, jika mereka menyerahkan kepada kamu sebagian dari (maskawin) itu
dengan senang hati, maka terimalah dan nikmatilah pemberian itu dengan senang
hati.“
Pada dasarnya, seorang laki-laki yang baik
adalah ia senantiasa mengorbankan dirinya untuk perempuan. berkorban yang
bersifat materiil, moril bahkan sampai kepada perasaan hati. Rasanya harus
dipahami dengan baik bagi setiap laki-laki bahwa perempuan diciptakan sebagai
makhluk yang lemah, tidak berdaya, selalu membutuhkan sandaran ketika kesedihan
melanda.
Ini
adalah sebuah contoh pengorbanan yang dilakukan seorang suami untuk kebaikan
keluarganya dan meraih keridhoan Allah SWT karena sudah menjalankan kewajiban
bagi seorang suami yang telah diperintahkan oleh Islam.
Keberadaan Islam adalah sebagai penerang
kehidupan manusia. Islam adalah sebuah agama yang mengajarkan kebaikan,
menegakkan persatuan, berlaku adil atas segala sesuatu, memerintahkan sikap
tolong-menolong antar sesama umat Islam dan seluruh umat manusia pada umumnya.
Firman Allah SWT :
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ
(الأنبياء :107)
Artinya : “Dan Kami tidak mengutus engkau
(Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam.”
Islam menebarkan kebaikan tidak hanya kepada
umat manusia saja, melainkan Islam datang sebagai rahmat untuk seluruh makhluk
hidup yang ada. Islam datang menjaga kestabilan kondisi masyarakat di dalam
kemajemukannya. Islam datang membawa risalah besar untuk umat manusia agar
selamat hidup dunia dan akhirat, –semoga kita bisa selalu berkumpul dengan
orang-orang baik-.
Urgensitas
Pengorbanan menjadi sesuatu yang bernilai dan dapat dirasakan hasilnya oleh
setiap muslim, ketika ia memahami hakikat risalah kebaikan yang dibawa oleh
Islam untuk umat manusia pada umumnya dan juga mengerti bahwa setiap makhluk
hidup itu pasti membutuhkan kepada yang lain, maka segerakanlah dekati orang di
sekitarmu yang sedang membutuhkan bantuanmu, lakukan dengan ikhlas sepenuh hati
meskipun itu sesuatu yang sepele.
Subhanallah ka keren bgt :)
BalasHapusterimakasih atas komentarnya. :) @RifqiIlham
HapusMasyaAllah...
BalasHapusLanjutkan berkarya Ustadz
إن شاء الله بإذن الله
Hapus