Minggu, 17 Juli 2016

Memahami Arti Sebuah Keadilan

Di zaman era globalisasi seperti ini tidak sedikit dari kalangan orang-orang yang memiliki jabatan atau sebutlah para pejabat tinggi di sebuah instansi Negara tidak menegakkan keadilan di dalam kepemimpinan-nya. Bahkan  terkadang kita juga menemukan orang-orang awam yang tidak mengerti serta memahami secara komprehensif arti dari sebuah keadilan. Telah bersama-sama kita ketahui bahwa makna keadilan atau kedudukan-nya dalam syariat islam itu berbeda dengan yang lainnya, dalam berpolitik kadang kita tidak merasakan arti sebuah keadilan atau bagi para hakim yang merumuskan suatu masalah demi suatu keputusan kadang pula kita tidak menikmati manisnya keadilan, karena itu semua hanya hawa nafsu belaka, inilah yang membedakan arti kedudukan keadilan dalam syariat islam dari pada hal-hal yang berbau duniawi.
            
             Allah Swt telah menegaskan kepada kita sebagai makhluknya untuk berlaku adil terhadap sesama, bahkan ketika kita sedang bermua’malah bahwa yang namanya keadilan harus selalu di depankan. Didalam ayat-ayat Al-Qur’an Al-Kariim telah banyak menjelaskan tentang keistimewaan arti dari sebuah keadilan dan begitu pula islam menjadikan sifat adil itu sesuatu yang harus dimiliki bagi setiap muslim.
            Sheikh mohamad abu zahro mengatakan :”bahwa sesengguhnya sifat islam adalah sifat keadilan dan segala peraturan dalam bermasyarakat tidak ditegakkan kecuali dengan keadilan, bagaimana sifat adil harus menjadi penguat dalam menegakkan peraturan, karena keadilan itu adalah sebuah sistem yang tepat untuk membangun suatu bangunan.”
            Dalam hal ini Allah Swt berfirman yang artinya :” kelak nanti di hari kiamat manusia akan diperhitungkan dengan seadil-adilnya, dan suatu hal tidak terlepas kepada keadilan, orang yang baik akan dibalas dengan kebaikan dan orang yang berdosa akan disiksa dengan adil. Sebagaimana Allah Swt berfirman didalam Al-Qur’an yang berbunyi :”
وَنَضَعُ الْمَوَازِينَ الْقِسْطَ لِيَوْمِ الْقِيَامَةِ فَلَا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْئًا ۖ وَإِنْ كَانَ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ أَتَيْنَا بِهَا ۗ وَكَفَىٰ بِنَا حَاسِبِينَ
                                                    


“Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka tiadalah dirugikan seseorang barang sedikitpun. Dan jika (amalan itu) hanya seberat biji sawipun pasti Kami mendatangkan (pahala)nya. Dan cukuplah Kami sebagai pembuat perhitungan.”(Al-Anbiya : 47)
Lalu Allah Swt menasihati kepada Rasul dan hamba-hambanya untuk menegakkan keadilan di muka bumi ini, seraya berkata :”


 يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُونُوا قَوَّامِينَ لِلَّهِ شُهَدَاءَ بِالْقِسْطِ وَلا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَآنُ قَوْمٍ عَلَى أَلا تَعْدِلُوا اعْدِلُوا هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَى وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ 
                    
”Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Itu semua adalah dalil yang menjelaskan bahwa pentingnya menegakkan sebuah keadilan dalam kehidupan di dunia ini. Bahkan Allah Swt memerintahkan kepada kita sebagai umat islam untuk tetap menegakkan keadilan bagi mereka orang-orang yang tidak membunuh kita lantaran karena agama dan tidak mengeluarkan kita dari negerinya. Sebagaimana yang termaktub dalam Surat Al-mumtahanah Ayat delapan yang berbunyi :”
 يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ لَمْ يُقَاتِلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَلَمْ يُخْرِجُوكُم مِّن دِيَارِكُمْ أَن تَبَرُّوهُمْ وَتُقْسِطُوا إِلَيْهِمْ                               لا

“Allah tidak melarangmu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangimu karena agama dan tidak mengusirmu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.” (Al-Mumtahanah:8)
                                                                                                       
            Dari sekian dalil-dalil yang telah banyak menjelaskan kepada kita akan pentingnya keadilan, semoga dari apa yang kita pahami menjadi sebuah keberkahan hidup dan kemudahan untuk selalu menjalani segala perintah Allah Swt dan menjauhi Segala larangan-nya. Dan semoga kita selalu menegakkan keadilan didalam kehidupan kita semua, Aamiin. Wallahu a'lam...

Ditulis oleh : 
                         Muhammad Ar'rafii
       (Mahasiswa Al-Azhar university, Kairo, Mesir)      
                              
           





Jumat, 15 Juli 2016

Untaian nasihat dari Imam Al-Ghazali

Ada salah satu murid dari Imam Al-Ghazali yang diceritakan bahwa beliau adalah seorang yang disibukkan hanya dengan menuntut ilmu dan membaca berbagai macam ilmu sampai pada akhirnya ia mengumpulkan ilmu-ilmu yang pelajarinya.
                Lalu kemudian, pada suatu hari murid tersebut berfikir tentang keadaan dirinya dan berkata didalam hatinya : ”bahwa saya telah banyak membaca berbagai macam ilmu dan menghabiskan masa muda saya demi menuntut ilmu lalu mengumpulkannya, Sudah semestinya saya mengetahui jenis ilmu apa saja yang dapat saya manfaatkan dan bisa menjadi cahaya penerang dikubur saya nanti.
                
         Nabi SAW bersabda :  " " اللهم أني أعوذبك من علم لا ينفع
Hingga akhirnya sang Guru Imam Al-Ghazali menuliskan sebuah risalah untuk muridnya tersebut atas permintaannya dan akan dijadikan sebuah pedoman disepanjang hidupnya.

Ada beberapa untaian nasihat yang diberikan untuk murid tersebut, adalah sebagai berikut ;
        ~ Nasihat yang pertama : “wahai pemuda, apabila kamu telah membaca berbagai macam ilmu selama 100 tahun lalu mengumpulkan 1000 buku, itu semua tidak menjadikan kamu siap untuk mendapatkan rahmat Allah SWT kecuali dengan beramal. Sebagaimana yang tercantum dalam Al-Qur’an : “

 
إِنَّ الَّذِيْنَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُوْا الصَّالِحَاتِ كَانَتْ لَهُمْ جَنَّـٰتُ الْفِرْدَوْسِ نُزُلاً ﴿۱۰۷ خَـٰلِدِيْنَ فِيْهاَ لاَ يَبْغُوْنَ عَنْهَا حِوَلاً ﴿۱۰۸

Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal shaleh, bagi mereka adalah surga Firdaus menjadi tempat tinggal.(QS.18:107).Mereka kekal di dalamnya, mereka tidak ingin berpindah daripadanya”.(QS.18:108). 

     ~ Nasihat yang kedua : “wahai pemuda, ketahuilah bahwasannya ilmu tidak menjauhkanmu dari yang namanya maksiat, tidak membawamu kepada ketaatan dan juga tidak menjauhkanmu esok hari dari neraka jahannam jika apabila kamu belum mengamalkan apa yang telah kamu pelajari dan berbuat baik terhadap sesama. Sebagaimana yang termaktub dalam Al-Qur’an : "
                                                                                                       فَارْجِعْنَا نَعْمَلْ صَالِحًا    maka kembalikanlah kami (ke dunia), kami akan mengerjakan amal saleh,  (QS.AS_SADJAH :12)                                                                        
    
   ~ Nasihat yang ketiga : “bahwa ketahuilah, banyak segelintir manusia yang mudah untuk mencela satu sama lain dan bahkan mereka saling mengumpat. Maka ditemukan akar dari permasalahan tersebut adalah mengenai harta, atau pangkat jabatan, maka apabila kita telaah lebih jauh dari Firman Allah SWT yang berbunyi : “

                                                                                            نَحْنُ قَسَمْنَا بَيْنَهُمْ مَعِيشَتَهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا

"Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia,"(QS.Az-zukhruf:32)
Dari ayat tersebut maka kita mengetahui bahwa pembagian itu semua adalah datangnya dari Allah SWT semata, maka tidak semestinya kita memiliki rasa dengki terhadap sesama dan seharusnya kita bisa menerima apa saja yang telah Allah berikan kepada kita semua, Wallahu a’lam.




Rabu, 13 Juli 2016

The Moderation of Islam



in front of Al-azhar university in cairo
Recently, Islam is faced by two challenges, the first, in Islamic society, several of follower performed their attitudes extremely and strictly. They applied that statement by forcing the people, even it was applied with the violence. The second, these followers ignored the Islamic studies extremely, it means that they don't think about the obligation of Muslims. Even the negative thinking, which is from other culture is always accepted by them as quick as they want.
As we know that those are two challenges don't give us something beneficial in our Islamic society, the first statement has given the negative image to Islam and its followers as a religion and Islamic community teach the people violently for delivering about Islam and the second statement has made Islam losing about the true meaning of Islam Because they're busy with other culture and the obligation of a Muslim isn't applied by them in their life.
Actually, these statements are in contradiction with the essence of Islam in QS Al-Baqarah (2): 145 mentioned as “Ummatan Wasathan”. The definition of Wasathan is the middle or justice because that Islam teaches all the followers of Islam with the middle characters. There's someone said that "Doing well to the society will make the people cooperated and loved” and Mahfudzat said too ” Best of case in the middle”. Those are the reasons that Islam teaches all the followers of Islam the middle characters for delivering about the true meaning of Islam.
And remember this “Islam teaches us to love and respect all the prophets of god, but loving and respecting them doesn't mean worshipping them because worship is due only to god (ALLAH SWT)”

There are six characters of moderation of Islam, here they are :

1. Understanding about the reality

The life of people always get the chance and the development without the limit of time, while that text of religion are limited. What is that? That Islam consists the instructions are  permanents and then the things of life may be changed for the suitable time and the space development, except  ; about the faith, the worship and also the good ethics aren't permitted for changing the determination of god in Islam forever until hereafter.

2. Understanding about fiqih priority

In Islam that the order and the Prohibiton were fixed by the phase or the classification, example; there is order that we're obligated to do it or it's called in Arabic ‘Wajib'. There is recommendation to Islam society that we're expected to do as a Muslim and also it was ordered by our prophet to all the followers of Islam or it's called in Arabic ‘Sunnah'. Meanwhile there's the Prohibiton which hated to be done by us or we called it in Arabic ‘Mubah' And there's interdiction that we're really forbidden to do it, if we'll still do it, so that we'll get the sins from god or we could say it ‘Haram'.

3. Giving the eases to people in religion

As we know that giving the ease to mankind is one of method of Qur’an and also it was performed by our prophet. When he delegated several of his friends for going to Yemen that he ordered them to give the ease in delivering about Islam and reminded them to don’t make the mankind complicated by their missionaries for delivering Islam too.

4. Understanding the text of religion comprehensively

Law of Islam or in Arabic we could say “syari’ah”  it'll be understood well as Al-Qur'an taught us. If you can be understood by comprehensively and not be partial for understanding it. As like about stories of prophet that we have to understand them correctly and comprehensively because all of those are interpreted by another and then Al-Qur'an will be appeared as rahmatan lil'alamiin that the tolerance and the peace will be ac-curated in Islam society.

5. Openness with other, giving the priority of dialogue and having a tolerance attitude

The moderation of Islam suggested to humans the openness with other side which are different opinion. Actually, this character explain to us that difference opinion are certainly appeared in Islam, and it could be the choice for being a pious person or not be and other thing, in view of Islam the people were honoured by god without looking at the religion, the reins, the skin colour, etc. as like in (QS AL-Isra (17):70) mentioned it. But the relation with people must be protected. Ex; when Nabi SAW passed a remain from Jew society that our prophet stand up in front of him directly for giving the respect and said ”isn't he human too like us? (HR. AL-Bukhari). So, the openness with other people made someone moderated to do the cooperation for solving many troubles in his life.

6. Understanding about sunnatullah in creating

Sunnatullah here, it means graduation or phase, as like this world was created by god with six period. But actually, it’s very easy for creating anything by Allah. Just said “kun fayakun” it’ll be formed. Such for people, animals, plants, which were created by the phase. From here that sunnatullah must be given the attention for people who want to build Islam country or make his Islamic environment must apply syari’ah or law of god,
          There is important thing which is in our environment. We usually underestimate  about it. What is it? Its tolerance of Islam to other religion. As we know it isn’t giving to only Islam, but performing to other religion too. And this tolerance must be begun from ourself, ex: when Nabi SAW looked one of his friends who always fast every evening and worship to god every night without stopping and Nabi SAW said”

"فان لجسدكعليك حقا, وان لعينك عليك حقا, وان لزوجك عليك حقا."  
This reason that we have to tolerant for Ourself.

            As AL-Qur'an mentioned in Surah AL-Baqarah ((2):205) that the freedom of religion is part of respecting to humans for the true of life, This reason points to who isn't Muslim must be obtained the tolerance of Islam too  Islam too. Islam too. As we know that the duty's prophet is for delivering the message not forcing the humans for embracing Islam therefore someone doesn't feel a painful and forced in his religion. As like  a story about Omar ibn Khattab, when there's an old woman came to Omar and ask a help, so after that Omar said” embrace to Islam, you will get a peace and protected that god delegated Nabi SAW for giving the humans about the true of life.” And an old woman said” I'm an old and I'll be dead.” This reason she didn't receive what Omar order to her. But Umar still help her. After, she was gone that Omar cry about a forced to her for embracing Islam and said ”I just pointed her in the true of life not forced.”

We end with the words of our lord creator and sustainer of all men and women
          “surely the men who submit and the women who submit, the believing men and the believing women, and the obedient men and the obedient women, and the truthful men and the truthful women, and the patient men and the patient women, and the humble men and the humble women…Allah has prepared for them forgiveness and a great reward.”

Written by Muhammad Ar’rafii
(student of Al-azhar university in cairo)
         




Islamic Ethics

Kata ‘Ethic’ dalam bahasa Inggris didefinisikan sebagai etika, akhlak, atau budi pekerti. Tidak sedikit kata bahasa Indonesia merupakan ...